Senin, 11 Juli 2011

Patologi Sosial

TAWURAN ANTAR PERGURUAN PENCAK SILAT

Secara kultural bangsa Indonesia memiliki berbagai macam ragam kebudayaan, baik budaya tari, nyanyian daerah, kerajinan tangan dan seni gerak (pencak silat). Khususnya dalam seni gerak, hamper di semua daerah di Indonesia memunya ciri khas masing-masing. Khususnya di pulau Jawa, pencak silat telah menyebar dari ujung Barat pulau Jawa di Banten sampai ujung timur di Banyuwangi memiliki banyak ragam seni bela diri  pencak silat yang merupakan asli budaya bangsa Indonesia. Berbagai perguruan pencak silat juga memiliki peran di dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Awal-awal periode abad ke-21 ini pencak silat semakin berkembang pesat. Bahkan di daerah saya peminatnya tidak lagi hanya dari kalangan anak-anak muda dan remaja, akan tetapi juga sudah mewabah pada orang-orang tua, tentunya dengan berbagai niatan pula ketika ikut latihan di dalam sebuah perguruan pencak silat.
Dengan semakin berkembangnya seni bea diri pencak silat ini, maka muncullah dampak positif dan dampak negatifnya bagi perkembangan masyarakat di daerah saya. Dari segi positif, tentunya masyaraat semakin sadar dengan pentingnya olah raga, apalagi olah raga yang bias dijadikan untuk menjaga diri ddari hal-hal yang berbau kriminal dan juga untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Nah, ternyata  dari perkembangan tersebut hal yang menjadi issue yang berkembangg di masyarakat dan menjadi trend mark para pendekar pencak silat adalah yang lebih bersifat patologi sosial (penyimpangan) bahwa mereka lebih suka tawuran dan berkelahi antar perguruan lainnya. Tentunya ini bukan hanya menjadi kisah saja yang hanya untuk semakin menambah angker perguruan silat, akan tetapi hal ini sudah dan bahkan sering terjadi di daerah saya dan saya sendiri sudah sering melihat dan bahkan pernah melayat ke teman yang terbunuh gara-gara tawuran yang dilakukan oleh oknum-oknum pendekar pencak silat yang tidak bertanggung jawab.
Di daerah saya, permusuhan antar perguruan silat memang sudah menjadi cerita lama yang semakin hari-semakin membesar. Akhir tahun 2009 menjadi sebuah peristiwa yang besar dengan adanya bentrok masal antar perguruan silat. Peristiwa tersebut dimulai setelah hari raya iedul fitri yang pada waktu itu pemuda dari salah satu kecamatan di daerah kami mengadkan syukuran dengan menyewa salah satu group musik dangdut terkenal di Jawa Timur. Namanya anak muda di desa tentunya ini menjadi daya tarik untuk mereka datang dan menyaksikan acara tersebut. Nah, waktu melihat musik itu terjadilah tawuran yang menimbulkan dendam.
Setelah kejadian tersebut muncullah issue bahwa perguruan kami diserang. Cerita yang saya dapat dari versi salah satu orang teman yang ikut satu perguruan silat (saya juga termasuk salah satu yang ikut perguruan silat teman saya tersebut) bahwa hal ini dipicu oleh penyerangan Perguruan silat A kepada perguruan kami. Walaupun penyerangan ini tidak memakan korban, akan tetapi telah membuat siswa kami menjadi takut dan trauma. Setelah itu muncul issue lagi bahwa perguruan kami akan diserang lagi, sehingga pada malam harinya teman-teman saya sudah bersiap-siap melawan dengan menyiapkan segala senjata.
Akhirnya, terjadilah tawuran masal yang mengakibatkan korban tewas 1 orang dan banyuak yang lainnya luka-luka. Hal  ini bukanlah akhir dari kejadian ini. masih banyak lagi kejadian-kejadian serupa yang muncul di kemudian hari.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More