Selasa, 28 Juni 2011

Tantangan Dakwah Muhammadiyah


A.    Pendahuluan
Muhammadiyah adalah organisasi pembaharu ajaran islam yang pada waktu itu telah islam mengalami pendangkalan makna dan banyak dicampuri oleh tradisi-tradisi hindu budha. Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah adalah seorang muballigh muda yang dalam setiap berdakwah untuk menyampaikan ide-ide purifikasi Islam banyak mengalami tantangan, bahkan dari keluarganya sendiri (baca novel sang pencerah). Tentunya hal ini menjadi lumrah karena pada saat itu masih dalam era penjajahan dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang menanamkan pemikiran memusuhi setiap perkembangan apalagi yang berkaitan dengan kaum penjajah.
Kalau kita membaca sejarah awal berdirinya Muhammadiyah, tentunya kita akan berfikir bahwa tentunya akan semakin banyak pula tantangan yang akan kita hadapi dan mestinya akan lebih kompleks dari apa yang telah dihadapi oleh K.H. Ahmad Dahlan. Ini tentunya menjadi tantangan bagi semua kader Muhammadiyah untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya melalui organisasi  Muhammadiyah.

B.     Tantangan Dakwah Muhammadiyah
            1.  Dari Anggota Muhammadiyah Sendiri
Muhammadiyah telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Baik perkembangan dalam hal amal usaha maupun perkembangan secara kuantitas Muhammadiyah. Perkembangan selama 1 abad ini, Muhammadiyah tetap eksis dalam mengarungi setiap perubahan zaman, perubahan era pemimpin, dan banyak perubahan-perubahan lainnya. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang dilakukan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, banyak organisasi yang secara sedikit demi sedikit hanya meninggalkan sejarah, contohlah Boedi Utomo, Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam.
Muhammadiyah dalam memasuki abad ke-2 ini tentunya banyak hal yang harus dibenahi agar tetap eksis selama-lamanya. Salah satu hal yang patut dilakukan adalah menjadikan Muhammadiyah menjadi organisasi yang bukan hanya menginginkan banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi organisasi yang berkualitas secara kualitas, terutama kualitas anggota-anggotanya.
Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena ternyata banyak fenomena yang terjadi dikalangan Muhammadiyah. Orang dengan begitu mudahnya masuk menjadi anggota Muhammadiyah hanya dengan dibuktikan dengan memiliki kartu anggota Muhammadiyah yang saat ini ternyata semakin mudah didapatkan dengan tidak memandang siapa mereka dan apa yang sudah mereka lakukan utunk perkembangan dakwah Muhammadiyah. Dan bahkan mungkin juga dalam kehidupan keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan pribadi-pribadi Muhammadiyah seperti yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang Muhammadiyah di generasi awal.
Yang paling mengecawakan dan menyesakkan hati adalah mereka kebanyakan menjadi anggota Muhammadiyah hanya karena ingin masuk dan bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian Negara Indonesia ini. Ini adalah hal yang sangat riskan dan bias menjadikan muhammadiyah kehilangan banyak asset amal usaha. Banyak kasus yang telah terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih nama, masjid dikuasai oleh pihak lain, dan yang pastinya banyak yang lainnya yang tidak kita ketahui. Kejadian-kejadian nyata ini harus segera ditanggulangi kalau kita tidak ingin mendengar nanti entah berapa tahun lagi bahwa Muhammadiyah telah menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban bangsa.
2.                        2.  Tantangan dari organisasi lain
Perkembangan Muhammadiyah yang sangat pesat tentunya akan menjadikan banyak organisasi lain meniru untuk melakukan hal yang serupa, minimal mereka akan belajar bagaimana menjadi seperti Muhammadiyah. Muhammadiyah yang memiliki ribuan sekolah mulai dari Sekolah Dasar dan Menengah (SDM/MIM, SMPM/MTsM, SMA/MAM/SMEAM dan STMM) sampai pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di organisasi mereka.
Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan Muhammadiyah sebagai prtner mereka, tentunya masih banyak lagi tantangan dari organisasi lain yang tidak suka dengan gerakan Muhammadiyah yang sangat berkembang dari tahun ke tahun. Telah menjadi rahasia umum bahwa Muhammadiyah dianggap telah membawa paham Wahabi (Muhammad bin Abdul Wahab) yang sangat dibenci dan ditakuti oleh kaum tradisionalis yang antipasti terhadap berbagai macam pembaharuan (purifikasi) ajaran Islam yang telah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual agama lain.
Muhammadiyah dengan jargon dakwah amar ma’ruf nahi munkar menjadikannya sebagai organisasi yang sangat getol memerangi ajaran yang sangat berbau Tahayul, Bid’ah dan Churofat (TBC). Hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah banyak dimusuhi oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum tradisionalis yang banyak dianut oleh kebanyakan umat Islam Indonesia. Mereka menganggap bahwa dakwah Muhammadiyah akan mengancam eksistensi mereka dan pengaruh mereka dikalangan kaum Muslim.
Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari  berbagai coobaan yang dihadapi oleh Muhammadiyah. Saat-saat ini kita sering mendengar di Indonesia banyak diberitakan tentang gerakan-gerakan pencucian otak yang di(klaim)lakukan oleh Gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak juga kaum-kaum sempala yang mengaju Islam tetapi tidak menjalankan ajaran Islam dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam yang telah sempurna dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw dan yang lebih kurang ajar lagi adalah banyaknya orang-orang yang mengaku menjdi nabi dan mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan ada satu lagi yang mengaku sebagai malaikat Jibril dan mendirikan kerajaan Tuhan (Lia Eden).
Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk dapat membentengi umat Islam agar tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran sesat mereka.
                               3.  Tantangan dari agama lain (gerakan kristenisasi)
Indonesia yang memiliki azaz pancasila dan menganut paham demokrasi telah menjadikan Negara yang mayoritas Islam ini harus mengakui lima agama lainnya (Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Khonghucu) dan satu kepercayaan kepada Tuhan (aliran kepercayaan). Dakwah Muhammadiyah yang mengislamkan umat Islam juga bagaimana mampu mengislamkan orang yang belum Islam atau dakwah kepada orang-orang non-Islam. Begitupun umat agama lain pasti akan melakukan hal yang serupa untuk menyebar luaskan ajaran agama mereka.
Lebih focus saat ini adalah bagaimana Muhammadiyah harus bias menekan gerakan kristenisasi yang banyak merambah di berbagai daerah umat-umat Islam. Kristenisasi yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai dari zaman penjajahan dengan konsep 3G (gold, glory, and gospel) sampai sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus kristenisasi yang telah terjadi di setiap sudut kota maupun di desa, bai secara terang-terangan maupun gerakan terselubung dalam melakukan gerakan pemurtadan, contohnya adalah pendirian gereja di daerah Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi kejadian yang tidak kita ketahui.
Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan dakwah terutama di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya adalah di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumuh di kota. Karena di daerah tersebut menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan kristenisasi dengan menawarkan berbagai macam bantuan-bantuan. Dan hal ini sangat mendapat sambutan dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka hanya untuk menyambung  hidup mereka karena kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak memperdulikan hal ini.
Muhammadiyah yang juga sebagai gerakan social seperti yang dulu dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan harus semakin merespon hal ini dengan memberikan berbagai macam bantuan kepada mereka, baik bantuan secara spiritual untuk semakin memperkokok keimanan mereka juga mampu memberikan bantuan secara materi (pekerjaan). Sehingga dengan member bantuan kepada mereka, maka mereka akan merasa dipedulikan oleh saudara sesama Muslim mereka dan mereka tidak akan menggadaikan keimanan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang budi pada para misionaris Kristen.
C.     Penutup
Tantangan-tantangan yang kami jabarkan di atas hanyalah sebagian kecil dari ribuan bahkan ratusan tantangan yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah. Oleh karena itu, sebaiknya Muhammadiyah semakin menata berbagai hal untuk menanggulanginya. Selama 1 abad ini tentunya banyak pula kader Muhammadiyah yang berkecimpung diberbagai sektor dakwah Muhammadiyah, baik di amal usaha maupun di berbagai jama’ah-jama’ah pengajian

1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More