This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 28 Juni 2011

Tantangan Dakwah Muhammadiyah


A.    Pendahuluan
Muhammadiyah adalah organisasi pembaharu ajaran islam yang pada waktu itu telah islam mengalami pendangkalan makna dan banyak dicampuri oleh tradisi-tradisi hindu budha. Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah adalah seorang muballigh muda yang dalam setiap berdakwah untuk menyampaikan ide-ide purifikasi Islam banyak mengalami tantangan, bahkan dari keluarganya sendiri (baca novel sang pencerah). Tentunya hal ini menjadi lumrah karena pada saat itu masih dalam era penjajahan dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang menanamkan pemikiran memusuhi setiap perkembangan apalagi yang berkaitan dengan kaum penjajah.
Kalau kita membaca sejarah awal berdirinya Muhammadiyah, tentunya kita akan berfikir bahwa tentunya akan semakin banyak pula tantangan yang akan kita hadapi dan mestinya akan lebih kompleks dari apa yang telah dihadapi oleh K.H. Ahmad Dahlan. Ini tentunya menjadi tantangan bagi semua kader Muhammadiyah untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya melalui organisasi  Muhammadiyah.

B.     Tantangan Dakwah Muhammadiyah
            1.  Dari Anggota Muhammadiyah Sendiri
Muhammadiyah telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Baik perkembangan dalam hal amal usaha maupun perkembangan secara kuantitas Muhammadiyah. Perkembangan selama 1 abad ini, Muhammadiyah tetap eksis dalam mengarungi setiap perubahan zaman, perubahan era pemimpin, dan banyak perubahan-perubahan lainnya. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang dilakukan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, banyak organisasi yang secara sedikit demi sedikit hanya meninggalkan sejarah, contohlah Boedi Utomo, Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam.
Muhammadiyah dalam memasuki abad ke-2 ini tentunya banyak hal yang harus dibenahi agar tetap eksis selama-lamanya. Salah satu hal yang patut dilakukan adalah menjadikan Muhammadiyah menjadi organisasi yang bukan hanya menginginkan banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi organisasi yang berkualitas secara kualitas, terutama kualitas anggota-anggotanya.
Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena ternyata banyak fenomena yang terjadi dikalangan Muhammadiyah. Orang dengan begitu mudahnya masuk menjadi anggota Muhammadiyah hanya dengan dibuktikan dengan memiliki kartu anggota Muhammadiyah yang saat ini ternyata semakin mudah didapatkan dengan tidak memandang siapa mereka dan apa yang sudah mereka lakukan utunk perkembangan dakwah Muhammadiyah. Dan bahkan mungkin juga dalam kehidupan keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan pribadi-pribadi Muhammadiyah seperti yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang Muhammadiyah di generasi awal.
Yang paling mengecawakan dan menyesakkan hati adalah mereka kebanyakan menjadi anggota Muhammadiyah hanya karena ingin masuk dan bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian Negara Indonesia ini. Ini adalah hal yang sangat riskan dan bias menjadikan muhammadiyah kehilangan banyak asset amal usaha. Banyak kasus yang telah terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih nama, masjid dikuasai oleh pihak lain, dan yang pastinya banyak yang lainnya yang tidak kita ketahui. Kejadian-kejadian nyata ini harus segera ditanggulangi kalau kita tidak ingin mendengar nanti entah berapa tahun lagi bahwa Muhammadiyah telah menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban bangsa.
2.                        2.  Tantangan dari organisasi lain
Perkembangan Muhammadiyah yang sangat pesat tentunya akan menjadikan banyak organisasi lain meniru untuk melakukan hal yang serupa, minimal mereka akan belajar bagaimana menjadi seperti Muhammadiyah. Muhammadiyah yang memiliki ribuan sekolah mulai dari Sekolah Dasar dan Menengah (SDM/MIM, SMPM/MTsM, SMA/MAM/SMEAM dan STMM) sampai pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di organisasi mereka.
Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan Muhammadiyah sebagai prtner mereka, tentunya masih banyak lagi tantangan dari organisasi lain yang tidak suka dengan gerakan Muhammadiyah yang sangat berkembang dari tahun ke tahun. Telah menjadi rahasia umum bahwa Muhammadiyah dianggap telah membawa paham Wahabi (Muhammad bin Abdul Wahab) yang sangat dibenci dan ditakuti oleh kaum tradisionalis yang antipasti terhadap berbagai macam pembaharuan (purifikasi) ajaran Islam yang telah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual agama lain.
Muhammadiyah dengan jargon dakwah amar ma’ruf nahi munkar menjadikannya sebagai organisasi yang sangat getol memerangi ajaran yang sangat berbau Tahayul, Bid’ah dan Churofat (TBC). Hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah banyak dimusuhi oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum tradisionalis yang banyak dianut oleh kebanyakan umat Islam Indonesia. Mereka menganggap bahwa dakwah Muhammadiyah akan mengancam eksistensi mereka dan pengaruh mereka dikalangan kaum Muslim.
Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari  berbagai coobaan yang dihadapi oleh Muhammadiyah. Saat-saat ini kita sering mendengar di Indonesia banyak diberitakan tentang gerakan-gerakan pencucian otak yang di(klaim)lakukan oleh Gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak juga kaum-kaum sempala yang mengaju Islam tetapi tidak menjalankan ajaran Islam dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam yang telah sempurna dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw dan yang lebih kurang ajar lagi adalah banyaknya orang-orang yang mengaku menjdi nabi dan mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan ada satu lagi yang mengaku sebagai malaikat Jibril dan mendirikan kerajaan Tuhan (Lia Eden).
Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk dapat membentengi umat Islam agar tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran sesat mereka.
                               3.  Tantangan dari agama lain (gerakan kristenisasi)
Indonesia yang memiliki azaz pancasila dan menganut paham demokrasi telah menjadikan Negara yang mayoritas Islam ini harus mengakui lima agama lainnya (Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Khonghucu) dan satu kepercayaan kepada Tuhan (aliran kepercayaan). Dakwah Muhammadiyah yang mengislamkan umat Islam juga bagaimana mampu mengislamkan orang yang belum Islam atau dakwah kepada orang-orang non-Islam. Begitupun umat agama lain pasti akan melakukan hal yang serupa untuk menyebar luaskan ajaran agama mereka.
Lebih focus saat ini adalah bagaimana Muhammadiyah harus bias menekan gerakan kristenisasi yang banyak merambah di berbagai daerah umat-umat Islam. Kristenisasi yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai dari zaman penjajahan dengan konsep 3G (gold, glory, and gospel) sampai sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus kristenisasi yang telah terjadi di setiap sudut kota maupun di desa, bai secara terang-terangan maupun gerakan terselubung dalam melakukan gerakan pemurtadan, contohnya adalah pendirian gereja di daerah Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi kejadian yang tidak kita ketahui.
Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan dakwah terutama di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya adalah di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumuh di kota. Karena di daerah tersebut menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan kristenisasi dengan menawarkan berbagai macam bantuan-bantuan. Dan hal ini sangat mendapat sambutan dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka hanya untuk menyambung  hidup mereka karena kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak memperdulikan hal ini.
Muhammadiyah yang juga sebagai gerakan social seperti yang dulu dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan harus semakin merespon hal ini dengan memberikan berbagai macam bantuan kepada mereka, baik bantuan secara spiritual untuk semakin memperkokok keimanan mereka juga mampu memberikan bantuan secara materi (pekerjaan). Sehingga dengan member bantuan kepada mereka, maka mereka akan merasa dipedulikan oleh saudara sesama Muslim mereka dan mereka tidak akan menggadaikan keimanan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang budi pada para misionaris Kristen.
C.     Penutup
Tantangan-tantangan yang kami jabarkan di atas hanyalah sebagian kecil dari ribuan bahkan ratusan tantangan yang akan dihadapi oleh Muhammadiyah. Oleh karena itu, sebaiknya Muhammadiyah semakin menata berbagai hal untuk menanggulanginya. Selama 1 abad ini tentunya banyak pula kader Muhammadiyah yang berkecimpung diberbagai sektor dakwah Muhammadiyah, baik di amal usaha maupun di berbagai jama’ah-jama’ah pengajian

Sabtu, 25 Juni 2011

PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi)


PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) DALAM PENYELENGGARAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Indonesia adalah Negara yang berlandaskan hukum yang melindungi setiap warga Negara-nya dalam melakukan setiap apaun bentuk kebebasan berpendapat, menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Kebebasan ini-pun dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, baik di dalam UUD tahun 1945 pasal 28, maupun peraturan yang secara jelas diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-poin hak yang harus dilindungi oleh Negara mengenai hak berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama dihadapan hukum dan pemerintahan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Sebagai manusia memiliki hak mendasar yang disebut dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satu hak mendasar ini adalah hak untuk memperoleh atau mendapatkan informasi. Hak ini dijamin oleh Konstitusi Negara atau UUD 1945 hasil amandemen. Pada pasal 28F dinyatakan: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Keberadaan informasi bagi manusia di era modernitas dewasa ini sangatlah penting. Selain sebagai saran penunjang dalam setiap interaksi sosial, informasi juga menjadi sebuah sarana pengetahuan di setiap lini kehidupan bermasyarakat. Tentunya kita tahu, bahwa sumber informasi yang saat ini ada telah sangat lebih dari cukup, banyak media tersebar di seluruh aspek kehidupan, baik media cetak maupun media elektronik.
Di era reformasi ini, masyarakat telah banyak mengalami perubahan dalam berbagai hal, termsuk perubahan untuk ikut andil dalam mengusulkan (meranccang) masa depan  bangsa ini. Ini tak lepas dari konsep demokrasi yang mengalami berbagai perkembangan-perkembangan setelah bergulirnya reformasi tersebut. Secara sederhananya, bahwa masyarakat saait ini lebih proaktif, responsif dan reaktif dalam memantau setiap kejadian-kejadian di lingkungan penyelenggara Negara (pemerintah).
Dalam banyak kesempatan kita sering melihat partisipasi masyarakat dalam merumuskan berbagai kebijakan pemerintah. Ini tentunya tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah sendiri untuk memainkan peran akuntabilitas, transapransi dan partisipasi masyarakat serta merumuskan berbagai aturan perundang-undangan yang memberikan kesempatan masyarakat untuk mengambil peran, contohnya adalah Undang-undang Kebebasan Informasi Publik no. 14 tahun 2008, yang memberikan kebebasan masyarakat luas untuk mengakses setiap informasi dari pemerintah yang mereka perlukan.
Dijelaskan lebih lanjut dalam UU Kebebasan Informasi Publik No 14 Tahun 2008 telah disebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mengakses setiap informasi yang dibutuhkan dalam setiap hal dan sesuai dengan aturan yang disesuaikan dengan pihak yang terkait. Selain itu disebutkan pula dalam BAB III pasal 4 bagian kesatu telah dinyatakan bahwa setiap orang berhak mengetahui informasi yang dibutuhkan.
Dalam panduan penerapan UU KIP disebutkan bahwa ada beberapa unsur yang melibatkan alur pemberian informasi, akan tetapi menurut kami, ada 4 (empat) hal yang terpenting dan bersinggungan dengan masalah informasi, yaitu :
1.      Pemohon informasi
2.      Badan Publik  (pemerintahan/penyelenggara urusan publik)
3.      Pengguna (orang yang menggunakan informasi)
4.      Informasi
5.      Informasi publik
Selain itu, dalam UU KIP ini telah disebutkan dengan penjelasan bahwa badan publik sebagai sumber informasi harus mempunyai wadah tersendiri yang disebut dengan PPID (Petugas Pengelola Informasi dan Dokumentasi). Hal ini untuk meminimalisir  hal yang akan membingungkan masyarakat pemohon informasi, misalkan mereka merasa di pimpong kesana kemari hanya untuk mendapatkan informasi atau data tertentu. Hal ini pernah penulis alami ketika mengajukan permohanan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan hasil pembahasan APBD Pemerintah Daerah Bojonegoro. Sehingga ini menjadi sebuah pelajaran kepada setiap stakeholder pemerintahan untuk tidak lagi terjadi ketika PPID telah dibentuk di setiap SKPD.
Sejalan dengan hal ini, pemerintahan daerah melalui Bapak Johny Nur Haryanto menyatakan bahwa dengan adanya PPID ini tidak akan ada lagi masyarakat atau wartawan yang merasa dipimpong disuruh ke sana kemari dalam mencari data-data..”(Radar Bojonegoro 1 Maret 2011). Terlebih SK Bupati Bojonegoro, Nomor 188/54/KEP/412.11/2011, tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Komunikasi telah dikeluarkan. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang program-program pembangunan yang sedang dan sudah dilaksanakan, sehingga tidak terjadi salah informasi. Hal ini menjadi udara segar disaat banyaknya kejadian-kejadian yang sangat tidak menguntungkan masyarakat yang membutuhkan informasi publik. Akan tetapi, tentunya kita sebagai masyarakat Bojonegoro tidak harus menerima hal ini secara mentah, harus ada langkah kongkrit dari Pemerintah Daerah dan pengawasan dari masyarakat terhadap kinerja para petugas di PPID sehingga mereka mampu melaksanakan apa yang seharusnya menjadi tugas pokok mereka. Karena diharapkan di PPID ini masyarakat tidak lagi mendapatkan pepesan kosong belaka, akan tetapi mendapatkan pelayanan sesuai dengan UU KIP yang berlaku di Negara Indonesia.
Adanya PPID di Pemerintahan Daerah tidak semua masyarakat mengetahui hal ini. Sehingga menjadi sebuah kewajiban bagi pihak terkait yang dalam hal ini adalah petugas PPID sendiri untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Bojonegoro bahwa keberadaan mereka ada dan untuk melayani setiap individu baik secara personal maupun secara organisasi dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi tentang pemerintahan. Ke depan, tentunya adanya PPID tidak hanya menjadi sebuah pelengkap untuk menjalakan kewajiban pemerintah dalam pelaksanaan amanat UU KIP No. 14 Tahun 2008 akan tetapi memang mengfungsikan semua sesuai dengan yang diharapkan oleh pembuat kebijakan.
Ada  hal yang menarik menjadi perhatian ketika kita melihat apa sebenarnya fungsi PPID itu sendiri. Sesuai dengan namanya yaitu Petugas Pengelola Informasi dan Dokumentasi, Sesuai dengan yang dimaksud dengan BAB I pasal 9 UU KIP No. 14 tahun 2008 menyebutkan “Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
 Tentunya bukan orang yang sembarangan pula yang menjadi PPID karena kita tahu bahwa tidak mudah untuk bagaimana menjadikan sesuatu yang baru akan sempurna seperti yang seharusnya. Ini mengacu terhadap apa yang terjadi sebelum ada PPID itu sendiri, di mana sering terjadi hal-hal non teknis yang menjadikan masyarakat yang butuh informasi merasa selalu salah orang (karena tidak tahu atau sengaja tidak diberi tahu siapa yang sebenarnya memegang arus informasi disetiap instansi pemerintahan) ketika membutuhkan informasi publik.
Ini adalah persoalan yang paling mendasar dari setiap permasalahan kesiapan petugas PPID untuk menjalankan tugas pokoknya sebagai penyimpan data dan pemberi informasi kepada masyarakat yang membutuhkannya. Fenomena semacam ini kita rasa bukannya tidak menjadi pemikiran pemilik kebijakan, akan tetapi kemungkinan besar adalah susahnya mencari figur petugas yang benar-benar mampu dan mau untuk menjadi petugas pengelola informasi dan dokumentasi daerah yang telaten dan sanggup menggumpulkan dan mengklasifikaskan setiap dokumen yang sebegitu banyaknya di setiap SKPD di Pemerintahan Kabupaten.
Persoalan yang kedua adalah persoalan teknis. Artinya bahwa kalau misalkan kita ambil contoh di Bojonegoro. PPID di kabupaten Bojonegoro adalah langsung dibebankan kepada Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi, maka ada kemungkinan yang terjadi ada kerancuan pemasukan informasi-informasi karena kita tahu bahwa Kepada Dinas Komunikasi dan Informasi secara golongan kepegawaian sama dengan Kepala Dinas yang lain, sehingga kemungkinan terjadi sebuah kesalahpahaman tugas bisa saja muncul di belakang hari. Tentunya yang terjadi adalah tidak maksimalnya PPID yang ada di Kabupaten-kabupaten yang telah ada PPID-nya, khususnya di Kabupaten Bojonegoro.
Mungkin yang akan menjadi lontaran wacana adalah apa tidak mungkin misalkan PPID di setiap Kabupaten terutama di Bojonegoro dikendalikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) yang lebih tinggi golongan kepegawaiannya di antara Kepala-kepala SKPD-SKPD di Kabupaten Bojonegoro sehingga kedepannya Bojonegoro akan semakin MATOH dan bisa dibanggakan sebagai Kabupaten yang sangat mengedepankan Partisipasi dan Transparansi Anggaran serta Informasi. wallahu ‘alam bishowab.

Oleh : M. Rizal (Anggota Forum M-Pati Bojonegoro dan Kader IMM Bojonegoro)

Mahasiswa kehilangan pena


“Kritik Terhadap Kejumudan Berfikir Mahasiswa”
Katakanlah pada ibuku, aku pulang terlambat waktu,
ku akan menaklukkan malam dengan jalan pikiranku.
Katakanlah pada bapakku, aku mencari jalan atas semua keresahan ini,
Keresahan manusia. (Ost. Film Gie karya Erros)
Membaca cuplikan lagu di atas kita akan teringat salah satu tokoh pergerakan mahasiswa yang sempat difilmkan, yaitu Soe Hok Gie. Seorang mahasiswa yang sangat menjunjung tinggi idealismenya sehingga banyak menjadi perebutan organisasi mahasiswa saat itu. Sampai sekarang, ketokohannya sangat bersejarah dan mampu menjadikan angkatan tahun 1966 menjadi angkatan pergerakan yang sangat dibanggakann oleh bangsa ini.
Kita semua tahu bahwa mahasiswa menjadi sebuah magnet terbesar dalam setiap bentuk perubahan yang terjadi di dunia ini. Kaum yang bayak mendapatkan julukan ini tak hanya mampu menyumbangkan pemikiran, tetapi juga menjadi katalisator perubahan itu sendiri.
Sejarah telah mencatat dalam tinta emas bagaimana mahasiswa mampu mengemban amanat sebagai agen of change and sosio control. Di Indonesia sendiri, mahasiswa telah mulai menunjukkan kapasitasnya sebagai kaum penggerak ketika awal politik balas budi diterapkan oleh penjajah Hindia Belanda (tahun ). Bagaimana para mahasiswa STOVIA mampu memberikan warna baru bagi perjuangan kemerdekaan saat itu. Kaum intelektual yang bergabung dalam organisasi Boedi Oetomo (Budi Utomo) pada tahun 28 Oktober 1908 yang kemudian dijadikan Hari Kebangkitan Nasional, lebih memilih jalan kooperatif dan terstruktur dalam sebuah wadah organisasi dalam mencapai tujuan kemerdekaan dari pada jalan konfrontasi dengan kaum penjajah. Walaupun tentu semuanya ada sisi positif dan negatifnya.
Tentunya kita juga tahu bahwa kemerdekaann bangsa ini juga tak lepas dari peran mahasiswa dan pemuda ketika mereka ngotot dan menculik Bapak Soekarno dan Moh. Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia (peristiwa Rengas Dengklok pada tahun 1945). Masuk pada dekade tahun 60-an kemudian muncul lagi para penggerak perubahan dari kalangan mahasiswa. Dan yang lebih spektakuler dari perubahan yang dilakukan Mahasiswa setelah kemerdekaan adalah bagaimana mereka mampu menggulingkan Tahta Kerajaan Republik Presiden Soeharto (karena Soeharto berkuasa selama 32 tahun) yang banyak menimbulkan permasalahan sehingga muncullah revolusi bangsa yang kemudian memunculkan era baru, yaitu era reformasi.
Tentunya semua itu baru sedikit perjalanan yang mampu terekam dalam benak kita. Dan yang pasti, masih banyak terjadi di berbagai tempat yang mengalirkan hawa perubahan oleh gerakan mahasiswa pada masanya. Yang perlu kita tahu bahwa semua revolusi itu dimulai dengan kritik-kritik di media massa lewat tulisan-tulisan mahasiswa. Para mahasiswa memulai perjuangan dengan menulis diberbagai media cetak untuk menggugah kaum mahasiswa dan kaum lainnya agar tergerak hati dan memunculkan semangat juang untuk merubah peradaban sebuah bangsa dan Negara.
Awal revolusi pada tahun 1998, banyak kalangan masyarakat Indonesia yang tidak pernah berani mengusik kekuasaan Presiden Soeharto yang ditopang oleh kekuatan militer. Sehingga menjadi riskan dan terlalu beresiko untuk menyuarakan perubahan karena bisa jadi nyawa adalah  taruhannya. Dimulai dengan tulisan seorang Amien Rais yang saat itu berani menyatakan untuk menggulingkan Soeharto dari kursi Presiden-nya. Seakan tulisan tersebut menjadi motor penggerak dalam gerakan revolusi selanjutnya sehingga muncullah peristiwa revolusi 1998 dengan jatuhnya rezim Soeharto dan diganti dengan era reformasi. Sehingga akhirnya Amien Rais mendapatkan julukan sebagai Bapak Lokomotif Reformasi Indonesia.

Mahasiswa kehilangan PENA-nya.
13 tahun sudah terlewati pasca era ’98 yang menjadi tonggak perubahan reformasi Indonesia. Mahasiswa telah banyak terlena dan angin perubahan sudah menjadi barang langka kembali. Kaum intelektual ini menjadi kehilangan ghiroh untuk terus menyuarakan perubahan-perubahan sebagai bentuk aktualisasi diri dan sebagai jawaban akan status yang disematkan padanya, yaitu sebagai agen of change and agen of sosio control.
Lebih lokal di Bojonegoro, dari sekian ribu mahasiswa yang kuliah di Bojonegoro ternyata banyak sekali ketimpangan kalau kita bandingkan dengan berapa banyak mahasiswa yang mengaktualisasikan diri dan mewakafkan dirinya untuk perjuangan perubahan lewat organisasi mahasiswa maupun organisasi pemuda lainnya.
Miris memang kalau kita melihat keadaan yang seperti itu. Di Bojonegoro sendiri banyak organisasi-organisasi mahasiswa dan pemuda yang siap menampung dan mendidik para kaum intelektual tersebut agar menjadi kaum motor perubahan. Akan tetapi, kenyataannya tidak seperti yang kita bayangkan. Banyak mahasiswa yang lebih suka nongkrong di warung kopi sambil ngobrol ngalur ngidul tak tentu arah, melakukan aktifitas-aktifitas kesenangan lainnya dari pada ngumpul bareng untuk diskusi berbagai masalah bangsa atau mungkin ngumpul juga diwarung kopi dengan membicarakan hal-hal besar yang terjadi belakangan ini.
Saat-saat ini sudah jarang sekali kita mendengar mahasiswa melakukan protes sosial terhadap berbagai hal yang tentunya menjadi tidak sesuai dengan aturan dan cita-cita didirikannya bangsa ini. Kita jarang membaca protes dan kritik mahasiswa lewat media baik cetak maupun elektronik seperti yang dilakukan pendahulu-pendahulu kita. Ini adalah sebuah kemunduran yang sangat sulit untuk dengan cepat kita atasi.
Terlebih lagi, kita jarang melihat hasil karya tulis mahasiswa yang mampu menjadi penyeimbang dan kritik atas kejadian-kejadian yang ada di bangsa ini melalui media cetak (koran). Padahal, kita tahu bahwa banyak sekali media-media cetak yang telah dengan jelas memberikan wilayah khusus untuk semua orang agar bisa mengekspresikan dirinya melalui media tesebut, baik lewat opini, artikel, maupun yang lainnya. Bahkan terkadang hanya generasi tua lah yang selalu muncul mengutarakan ide-idenya. Lalu dimana mahasiswa yang mendapatkan julukan kaum intelektual itu? hanya kita, kaum mahasiswa-lah yang mampu menjawab ini. Sehingga kita tidak lagi kehilangan pena kita.

Dimulai dari Membaca
Teringat dari sebuah pelajaran awal mulanya Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pada 5 (lima) ayat awal pada surat Al-Alaq. Yang intinya disitu adalah bagaimana kita harus membaca, membaca semua perubahan dan fenomena yang terjadi. Tentunya ketika kita aplikasikan sekarang adalah bagaimana mahasiswa mampu membaca dan mampu menuangkan dalam perubahan pada diri sendiri dan disekitar kita.
Tentunya butuh kemauan yang keras untuk menjadi seseorang yang mencintai budaya membaca. Bahkan terkadang ketika terlalu bangga dengan diri kita yang hanya suka menjadi pendengar dan tak ada niat untuk menjadi pembicara. Tentunya butuh banyak referensi ketika kita ingin menjadi pembicara yang hebat. Nah, membaca adalah jawabannya.
Dalam sebuah penelitian tentang budaya membaca yang dilakukan oleh UNESCO, Indonesia masuk nomor 37 dari 38 negara yang diteliti. Tentunya ini bukanlah prestasi yang patut dibanggakan ketika kita hanya peringkat kedua dari bawah. Inilah yang harus kita rubah dari sekarang.
Mengutip dari perkataan A’a Gym bahwa perubahan harus dimulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai sekarang juga. Tentunya akan menjadi penggugah semangat bagi kita bahwa kita tidak selamanya akan menjadi bangsa yang terpuruk dalam dunia membaca. Apalagi kita sebagai generasi Muslim seharusnya mampu menjadikan surat Al-Alaq tadi sebagai acuan bahwa kita harus membaca.
Sebagai penutup, ada perkataan Ali bin Abi Tholib yang sangat agung untuk kita masukkan ke dalam memori kita : ”Hikmah (ilmu) adalah milik orang islam yang tercecer, maka ambillah hikmah itu dimanapun ia berada walaupun dari orang kafir sekalipun”. Billahi fii sabilil haq, Fatabiqul khairot.W




W Oleh Rizal Muhammad (Mantan Ketua Umum IMM Bojonegoro periode 2009-1010)
 Dan Anggota Masyarakat Partisipasi Anggaran dan transparansi (M-Pati) Bojonegoro

PEMUDA DALAM BINGKAI BUDAYA INDONESIA


Ingat kata-kata bung Karno, “Berikan aku 20 orang tua, niscaya akan kugemparkan satu negara.” “Berikan aku 10 pemuda saja, akan kugemparkan seluruh dunia.” Hal ini menunjukan bahwa pemuda itu memiliki potensi yang begitu luar biasa.
Pemuda memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan. Hal ini yang menjadi peran paling penting dari pemuda. Jika kita melihat kembali sejarah Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya peran pemuda dalam melakukan perubahan. Dimulai dari kebangkitan nasional 103 tahun silam, sumpah pemuda yang menjadi cikal bakal persatuan Indonesia, kemerdekaan republik Indonesia, lahir dan tumbangnya orde baru serta lahinya orde reformasi. Sejarah mengatakan tanpa pemuda negeri ini tidak akan menikmati kemerdekaan dan terus menerus hidup dalam ketidakadilan.
Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya, terutama mereka yang telah merasakan kenikmatan dalam iklim status quo. Kekuatannya begitu besar hingga dapat menggerakkan kinerja seseorang menjadi lebih produktif. Keinginan akan suatu perubahan melahir sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa hari depan pasti lebih baik.
Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan hedonis, serba instant, dan tercabut dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Sehingga muncul pertanyaan, apakah masih relevan pemuda dikatakan sebagai agen perubahan di masa saat ini? tentu saja jawabannya adalah ya! masih ada pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya. Tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi untuk perubahan bangsa Indonesia.
Belakangan ini beberapa pemuda yang telah lama terlelap dalam budaya hedonisme mulai menguak dan menggeliat dalam perhatianya pada kebudayaan nusantara. Tentunya perubahan ini sangat positif dan perlu disambut baik oleh berbagai macam pihak. Dengan begitu, gayung pun bersambut. Apabila perantara ini telah ada dan siap melakukan tugasnya, maka bisa diibaratkan neurotransmitter dalam sel otak yang menghantarkan impuls sel saraf dalam otak agar mendapat tanggapan berupa aksi. Hal ini tentunya tidak bisa hanya dilakukan oleh beberapa pemuda saja melainkan diperlukan seluruh pemuda untuk bersatu.
Marilah teman-teman pemuda sekalian. Sesuatu yang besar telah menanti kita jika pemuda bersatu. Dengan upaya dan cucuran keringat, kita lestarikan budaya nusantara, kita gaungkan budaya kita ke seluruh jagad raya. Percayalah bahwa pemuda, bisa! “pemuda berbudaya?” kenapa tidak? Sebagai seorang pemuda Indonesia sejati tentunya akan merasa bangga dengan keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Rasa bangga saja tentunya belumlah cukup, perlu upaya dan sumbangsih teman-teman pemuda sekalian agar budaya nusantara tetap lestari dan menjadi tuan rumah di rumah sendiri. Jangan sampai budaya kita yang adi luhung diklaim lagi oleh Negara-negara lain. Maka dari itu pemuda Indonesia, Bersatulah! Pedulilah! Dan lestarikanlah budayamu! Karena budayamu,  itulah identitasmu.

http://komatanpatitik.wordpress.compemuda dan budaya

Jumat, 24 Juni 2011

simbol syetan


Simbol atau lambang klenik (gaib) adalah sarana kekuatan yang digunakan pengikut aliran sesat untuk memohon bantuan kekuatan jahat dalam dunia gaib dan pemujaan setan. Tetapi penggunaannya baru bisa efektif jika dalam bentuk tiga dimensi.

Simbol digunakan orang untuk menarik perhatian kekuatan gelap. Sebagian besar dari kita belum sepenuhnya menyadari kekuatan misterius dari simbol-simbol yang digunakan. Terkadang kita menggunakannya sebagai kalung yang melingkari leher, jadi gelang di pergelangan tangan, atau menyimpannya di dalam kamar. Hati- hati! Simbol-simbol itu sesungguhnya bukan gambar tak bermakna. Tapi ada kekuatan jahat di baliknya.

Waspadalah, di mana pun terdapat pengaruh klenik, simbol-simbol ini pasti digunakan, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan jahat. Kuasa kegelapan sudah pasti mengenal simbol-simbol ini dengan mudah. Jadi, bila Anda termasuk salah seorang pemilik simbol-simbol ini dan menggunakannya, kemungkinan besar akan mudah dipengaruhi oleh setan. Inilah beberapa simbol setan:

Ankh

Sepintas lalu simbol ini mirip dengan salib dalam ajaran kaum Nasrani. Tapi tidak. Gambar ini sama sekali tak ada hubungannya dengan salib. Ankh merupakan salah satu simbol kekuatan terdahsyat dari dunia mistik hitam. Bila ditelusuri sejarahnya, Ankh berasal dari mistik Mesir kuno. Pada masa itu Ankh dipergunakan dalam upacara pemujaan RA, dewa matahari Mesir kuno yang diyakini sebagai wujud lain dari setan. Ra juga dianggap sebagai pencipta alam semesta dan disembah oleh orang-orang Mesir kuno. Lingkaran di atas kepala adalah gambaran matahari.

Simbol atau lambang klenik (gaib) adalah sarana kekuatan yang digunakan pengikut aliran sesat untuk memohon bantuan kekuatan jahat dalam dunia gaib dan pemujaan setan. Tetapi penggunaannya baru bisa efektif jika dalam bentuk tiga dimensi.

Simbol digunakan orang untuk menarik perhatian kekuatan gelap. Sebagian besar dari kita belum sepenuhnya menyadari kekuatan misterius dari simbol-simbol yang digunakan. Terkadang kita menggunakannya sebagai kalung yang melingkari leher, jadi gelang di pergelangan tangan, atau menyimpannya di dalam kamar. Hati- hati! Simbol-simbol itu sesungguhnya bukan gambar tak bermakna. Tapi ada kekuatan jahat di baliknya.

Waspadalah, di mana pun terdapat pengaruh klenik, simbol-simbol ini pasti digunakan, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan jahat. Kuasa kegelapan sudah pasti mengenal simbol-simbol ini dengan mudah. Jadi, bila Anda termasuk salah seorang pemilik simbol-simbol ini dan menggunakannya, kemungkinan besar akan mudah dipengaruhi oleh setan. Inilah beberapa simbol setan:


Ankh merupakan simbol reinkarnasi. Namun konsepnya berbeda dengan pengertian ajaran Budha dan Hindu. Dalam ajaran Mesir kuno, Ankh bermakna sebagai keabadian hidup. Syarat utama untuk menggunakan simbol ini, orang-orang Mesir kuno diwajibkan mempersembahkan kesucian para gadis perawan dalam sebuah pesta ritual yang menyeramkan.


Pentagram

Simbol ini sering digunakan oleh para tukang sihir perempuan dalam melakukan prakteknya. Pentagram berhubungan dengan Lucifer dan tukang sihir perempuan percaya bahwa Lucifer berarti “putra sang pagi”. Ada beberapa kebenaran dalam gambaran tentang setan yang dilukiskan sebagai seorang ‘malaikat penerang’ dan merupakan salah satu makhluk terindah yang pernah diciptakan. Karena itu, rasa bangga dan kesombongan telah menguasai diri Lucifer. Karena sifat juga yang membuatnya terpuruk dalam kesesatan.










Jika pentagram ini diputar secara terbalik, bentuknya jadi semacam bintang yang “bertanduk”. Atau bila diamati secara seksama. simbol bintang ini dalam perputarannya seakan-akan membentuk wajah setan. Dan sampai saat ini Pentagram dijadikan sebuah simbol yang dipergunakan seluruh gereja setan di dunia.

Hexagram




Disebut Hexagram karena berbentuk bintang segi enam. Hexagram sering dipergunakan dalam upacara ritual mistik dalam dunia gaib hitam. Simbol ini harus tersedia ketika memanggil setan secara berulang-ulang selama ritual berlangsung. Kata ‘Hex’ berasal dari lambang ini. Terdapat sebuah catatan penting yang menyangkut Hexagram yang pernah digunakan pesulap terkenal Cellini. Dulu, ia dan muridnya, Cenci, mencoba menantang setan-setan dari dalam sebuah lingkaran yang telah dilukiskan di atas tanah di Coliseum (stadion besar), kota Romawi.

Kebanyakan para setan memang akan muncul bila diundang, tapi justru kehadiran itu merusak ritual. Tapi Cellini yakin, selama ia dan muridnya berada dalam lingkaran akan aman dari serangan setan. Pada saat itu Cenci mengaku telah melihat lima sosok setan besar berusaha sekuat tenaga untuk menembus lingkaran Hexagram.

Jika pentagram ini diputar secara terbalik, bentuknya jadi semacam bintang yang “bertanduk”. Atau bila diamati secara seksama. simbol bintang ini dalam perputarannya seakan-akan membentuk wajah setan. Dan sampai saat ini Pentagram dijadikan sebuah simbol yang dipergunakan seluruh gereja setan di dunia.

Dalam spiritual Cina, I Ching, Hexagam juga dipergunakan dengan kombinasi garis lurus dan garis putus yang berhubungan dengan energi “Yin” dan “Yang”. Hexagram, pada dasarnya sama sekali tidak menunjukkan pengertian yang bisa bikin bulu kuduk berdiri.


Tanduk Unicorn

Jika uang merupakan sebuah problema, simbol ini diyakini bisa menawarkan bebarapa solusi secara mistik. Pertama kali digunakan para pendeta Druid di Skotlandia dan Irlandia. Biasanya, tanduk Unicorn dipakai dalam upacara ritual untuk meminta bantuan keuangan kepada setan. Nama lain untuk simbol ini adalah “tanduk Italia”, “tongkat sihir peri” atau “tongkat Leprechaun”.
Dalam mitologi Indian, simbol tanduk sering disebut-sebut. Kelihatannya seperti lambang kemaluan lelaki. Bila diamati secara seksama, pada beberapa pakaian, simbol seperti ini tampak melingkari leher si pemakai. Sementara di daratan Eropa, simbol unicorn dianggap berhubungan dengan persoalan seksualitas dan merupakan sebuah simbol kekuatan seks. Legenda Unicorn terdapat dalam kisah-kisah kaum Nasrani, Islam, Cina, dan Indian.


Scarab




Kata Scarab berasal dari bahasa latin; Scarabaeus Sacer. Ia termasuk salah satu hewan anggota dari keluarga kumbang. Orang-orang Mesir kuno meyakini tipe kumbang jenis ini sebagai sesuatu yang keramat, disucikan dan dijadikan simbol, tanda, atau jimat.

Scarab digunakan dalam upacara ritual untuk memohon hal-hal yang menyesatkan dan kotor. Sedangkan nama lain yang lebih tepat untuk kumbang satu ini adalah “Dung” (maaf, tahi!). Mungkin karena hobinya yang gemar menggali lubang di dekat tumpukan kotoran. Selain untuk tempat bertelur, juga untuk tempat penyimpanan makanan.

Di daerah tropis, bukan hal aneh bila menemukan kumbang kotoran mempermainkan gumpalan kotoran sebesar apel dengan tubuhnya. Menjijikan memang, tapi itu pula sebabnya mengapa para tukang sihir wanita suka menggunakan kumbang dalam praktek-praktek sihirnya.


Mata Horus




Horus adalah sosok dewa yang berhubungan dengan matahari. Ia merupakan putra dari Isis dan Osiris. Mata Horus merupakan simbol mistik dari kekuatan gelap yang bermakna ‘Maha Tahu’ dan ‘Maha Melihat’. Biasanya ia dilukis dalam hieroglips (Tulisan Mesir kuno) di dinding-dinding Piramid.Osiris adalah sang raja sekaligus hakim kematian. Ia suami dan juga abang dari Isis. Ia juga merupakan sosok dewa senior tertinggi dalam kepercayaan Mesir kuno.

Biasanya, Osiris sering digambarkan sebagai figur laki-laki dengan janggut menghiasi dagu dan dibungkus seperti mumi. Di atas kepalanya bertengger sebuah mahkota yang dikenal dengan nama ‘Mahkota Atef’. Biarpun ia pernah mati dalam peperangan, tapi toh ia bisa dihidupkan kembali oleh putranya, Horus. Isis adalah dewi kesuburan dan ibu dari Horus. Selain di Mesir, ia dikenal juga sebagai salah satu dewa dalam legenda-legenda Yunani dan kekaisaran Romawi.


Bulan Sabit






Melengkapi pembahasan Mata Horus, bulan sabit digunakan sebagai simbolisasi dari Isis. Identitas lainnya adalah Diana, sang Ratu Surga. Kitab-kitab kuno mengkisahkan riwayat keturunannya berasal dari cucu Nuh bernama Cush. Ia menikahi seorang perempuan jahat bernama Semiramis yang kelak menjadi ratu Babylonia.

Di dalam dunia mistik sesat, ada beberapa bentuk dari perempuan jahat ini, di antaranya: Venus, Ashtoreth, Diana, Isis. Simbol setan sering dikaitkan dengan persoalan hubungan seks yang tak lazim. Di bawah sinar bintang dan rembulan, upacara ritual ini melibatkan para pengikutnya menikmati seks satu sama lain atas nama setan.

Berhati-hatilah terhadap simbol-simbol ini dan praktek-praktek kesesatan yang mungkin tanpa Anda sadari ada di lingkungan sekitar Anda. Biasanya kelompok aliran sesat selalu menjalankan aktifitasnya dengan cara terselubung dan bersembunyi di balik topeng-topeng ilusi yang membiuskan.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More